Welcome to Soluta Remaja Masjid Baitul A'laa
Selasa, 17 Nov 09
Salam,
Pagi ini aku mengantar Mamahku tercinta untuk mengabdi sebagai guru... Sebuah pekerjaan yg utama dan rutin bagiku yg menurutku inilah pekerjaan dengan "gaji" paling tinggi... yaitu do'a dan ridho dari orang tua. Sedikit menyinggung saja, dalam sebuah Hadits dijelaskan barangsiapa anak yg bisa membuat orang tuanya tersenyum atau bahagia untuknya maka, satu senyuman orang tua itu berbuah pahala bagi anaknya yaitu memerdekakan 1 orang budak. Lalu shohabat bertanya, Ya Rosullulloh SAW, bagaimana jika orang tua itu tersenyum sebanyak 360x, maka Rosullulloh SAW menjawab "ALLOHUAKBAR MINDZALIKA" (ALLOH bisa memberi pahala yg lebih besar dari itu).
Tapi, satu senyuman orang tua bagi anak sangat berharga, dan barangkali kita belum bisa membalasnya. Sebagai gambarannya dalam sebuah Hadits seandainya anak itu mengendong ibunya untuk menyeberanggi lautan api dari satu pos ke pos yg lain itu baru/belum membandingi satu senyumna orang tua...
Kembali ke judul... :)
Diperjalanan kulihat banyak anak2 yg akan berangkat ke sekolah, aku teringat memori masa lalu, biasanya klo hujan seperti tadi aku akan berpikir2 untuk brangkat atau tidak... Kadang2 malah berharap hujan turun lebih deras agar aku diijinkan tidak masuk sekolah...he.. :)
Pemandangan pagi ini benar2 "mengharukan", kulihat ada anak SD yg basah kuyup berusaha menyebrang di jalan raya yg penuh dengan kendaraan2 baja yg tak mau mengalah untuk mereka. Kulihat seorang laki2 yg memboncengkan perempuan dibelakangnya memberikan jaketna untuk berlindung dari hujan, dll..
Lalu aku bertanya dalam hati... "mereka ini tetap nekad untuk berangkat sekolah meskipun hujan karena mereka benar2 ingin mencari ilmu ataukah hanya takut pada guru...?" Kalau memang nekad mereka karena tidak ingin kehilangan ilmu sungguh sangat luar biasa... Bahkan ALLOH sendiri memberi kabar gembira, kulit, pakaian kita yg terkena debu atau cipratan air hujan saat kita menjalankan ibadah maka, kulit dan pakaian kita kelak akan menjadi saksi diakherat atas apa yg kita lakukan... Dan tentunya ALLOH akan mengganjar pahala yg luarbiasa...
Tapi bagaimana jika mereka yg nekad berangkat "hanya" karena takut pada guru atau kehilangan nilai ulangan alias tidak bisa mencontek... :) ?
Tentunya kita tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, (karena terkadang dulu kita juga seperti itu...he..). Tapi jika itu dihubungkan dalam ibadah, tentu itu sebuah kesalahan besar, seperti kita solat, kita mengaji, kita berbuat baik karena takut dimarah orang tua, takut malu ma orang lain atau berharap pujian dari orang lain.
Saya pernah nasehat kepada santri pondok "sekarang coba kita hitung dalam satu hari berapa waktu kita yg kita gunakan untuk ibadah dan berapa yg kita habiskan untuk urusan dunia?" Kemudian saya ditegur oleh Abi, beliau menjelaskan "Urusan dunia sekalipun jika diniati karena ALLOH, seperti bekerja untuk mencukupi keluarga, memberi makan, hasil kerjanya bisa untuk infaq, sodaqoh dan kelancaran dalam urusan sabilillaah maka itu juga ibadah...Bukankah sambil bekerja kita tetap bisa berdzikir juga... Jadi apapun yg kita lakukan mari kita niati untuk ibadah..." :)
Yes, termasuk kuliah sekalipun, saya dipesen oleh Abi-Mamah, ilmu yg kamu dapatkan manfaatkan untuk orang lain juga, jangan pernah sedikitpun menyembunyikan atau menyimpan ilmu yg kamu punya, berikan semua yg kamu tahu. Karena Abi saya selalu memberi pengertian pada keluara "Hidup ini harus bisa bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain"...
Ayo BERAKTIFITAS SAMBIL BERIBADAH... :)
Salam,
Pagi ini aku mengantar Mamahku tercinta untuk mengabdi sebagai guru... Sebuah pekerjaan yg utama dan rutin bagiku yg menurutku inilah pekerjaan dengan "gaji" paling tinggi... yaitu do'a dan ridho dari orang tua. Sedikit menyinggung saja, dalam sebuah Hadits dijelaskan barangsiapa anak yg bisa membuat orang tuanya tersenyum atau bahagia untuknya maka, satu senyuman orang tua itu berbuah pahala bagi anaknya yaitu memerdekakan 1 orang budak. Lalu shohabat bertanya, Ya Rosullulloh SAW, bagaimana jika orang tua itu tersenyum sebanyak 360x, maka Rosullulloh SAW menjawab "ALLOHUAKBAR MINDZALIKA" (ALLOH bisa memberi pahala yg lebih besar dari itu).
Tapi, satu senyuman orang tua bagi anak sangat berharga, dan barangkali kita belum bisa membalasnya. Sebagai gambarannya dalam sebuah Hadits seandainya anak itu mengendong ibunya untuk menyeberanggi lautan api dari satu pos ke pos yg lain itu baru/belum membandingi satu senyumna orang tua...
Kembali ke judul... :)
Diperjalanan kulihat banyak anak2 yg akan berangkat ke sekolah, aku teringat memori masa lalu, biasanya klo hujan seperti tadi aku akan berpikir2 untuk brangkat atau tidak... Kadang2 malah berharap hujan turun lebih deras agar aku diijinkan tidak masuk sekolah...he.. :)
Pemandangan pagi ini benar2 "mengharukan", kulihat ada anak SD yg basah kuyup berusaha menyebrang di jalan raya yg penuh dengan kendaraan2 baja yg tak mau mengalah untuk mereka. Kulihat seorang laki2 yg memboncengkan perempuan dibelakangnya memberikan jaketna untuk berlindung dari hujan, dll..
Lalu aku bertanya dalam hati... "mereka ini tetap nekad untuk berangkat sekolah meskipun hujan karena mereka benar2 ingin mencari ilmu ataukah hanya takut pada guru...?" Kalau memang nekad mereka karena tidak ingin kehilangan ilmu sungguh sangat luar biasa... Bahkan ALLOH sendiri memberi kabar gembira, kulit, pakaian kita yg terkena debu atau cipratan air hujan saat kita menjalankan ibadah maka, kulit dan pakaian kita kelak akan menjadi saksi diakherat atas apa yg kita lakukan... Dan tentunya ALLOH akan mengganjar pahala yg luarbiasa...
Tapi bagaimana jika mereka yg nekad berangkat "hanya" karena takut pada guru atau kehilangan nilai ulangan alias tidak bisa mencontek... :) ?
Tentunya kita tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, (karena terkadang dulu kita juga seperti itu...he..). Tapi jika itu dihubungkan dalam ibadah, tentu itu sebuah kesalahan besar, seperti kita solat, kita mengaji, kita berbuat baik karena takut dimarah orang tua, takut malu ma orang lain atau berharap pujian dari orang lain.
Saya pernah nasehat kepada santri pondok "sekarang coba kita hitung dalam satu hari berapa waktu kita yg kita gunakan untuk ibadah dan berapa yg kita habiskan untuk urusan dunia?" Kemudian saya ditegur oleh Abi, beliau menjelaskan "Urusan dunia sekalipun jika diniati karena ALLOH, seperti bekerja untuk mencukupi keluarga, memberi makan, hasil kerjanya bisa untuk infaq, sodaqoh dan kelancaran dalam urusan sabilillaah maka itu juga ibadah...Bukankah sambil bekerja kita tetap bisa berdzikir juga... Jadi apapun yg kita lakukan mari kita niati untuk ibadah..." :)
Yes, termasuk kuliah sekalipun, saya dipesen oleh Abi-Mamah, ilmu yg kamu dapatkan manfaatkan untuk orang lain juga, jangan pernah sedikitpun menyembunyikan atau menyimpan ilmu yg kamu punya, berikan semua yg kamu tahu. Karena Abi saya selalu memberi pengertian pada keluara "Hidup ini harus bisa bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain"...
Ayo BERAKTIFITAS SAMBIL BERIBADAH... :)