KapanLagi.com - Mehmet C. Oz, M.D., sebagai seorang ahli bedah jantung di New York-Presbyterian Hospital dan di Columbia University Medical Centre, New York, seringkali harus memberikan kabar buruk kepada pasien ataupun keluarga yang menunggu. Salah satu cara yang dia gunakan untuk meringankan beban adalah dengan menggunakan humor.
Humor adalah alat bantu yang sangat kuat. Humor membantu pasien mengatasi ketakutan yang mereka hadapi, dan membantu agar mereka juga merasa lebih baik. Banyak sekali data yang menunjukkan bahwa pasien yang menderita depresi setelah operasi jantung memiliki tingkat kematian yang tinggi, sedangkan pasien yang optimis memiliki infeksi luka yang lebih sedikit. Tawa dapat memperkuat optimisme, dan tawa benar-benar obat terbaik.
Welcome to Soluta Comunity
Tawa mengurangi rasa takut. Banyak orang takut akan tubuh mereka sendiri, dan humor dapat membuka dan menghancurkan hambatan ini, dan membawa ketakutan yang ada pergi. Mehmet pernah harus mengatakan kepada para pasien bahwa akan ada kemungkinan kemampuan belajar mereka akan sangat berkurang setelah operasi dilakukan. Mereka ketakutan, takut akan kemungkinan terburuk, jadi dia mencoba bercanda dan mengatakan bahwa efek yang terjadi sih nggak jauh dari sekedar lupa pelajaran SD kelas dua. Banyak orang mengerti apa artinya, dan membuat hal itu tidak tampak mengerikan lagi buat mereka.
Tawa membantu untuk meyakinkan. Setelah operasi, banyak pasien yang akan berkata: "Dok, dada saya sakit sekali," dan Mehmet pun akan menjawab, sambil mengedipkan mata saya akan menjawab, "Ooo rasanya kaya dada kamu abis dibuka, terus ada orang yang macam-macam di dalem kan?" kemudian tertawa. Hal ini meyakinkan mereka bahwa rasa sakit yang mereka alami sangat normal dan mereka akan baik-baik saja.
Tawa membuat Anda merasa rileks. Prosedur medis semacam pembedahan sangat membuat Anda stres. Ketika Anda memaksa salah satu anggota badan anda mencapai maksimal, terkadang akan ada sedikit selip di sana sini. Sehingga akan muncul detak jantung yang kacau, tekanan darah meningkat, dan sensitifitas terhadap rasa sakit akan meningkat pula. Pada saat Anda tertawa, sistem syaraf yang ada akan secara otomatis menurunkan tingkat stres yang ada, sehingga jantung akan rileks, dan detak jantung kembali normal.
Tawa membantu dokter Anda. Bayangkan jika Anda harus membawa berita buruk terus-terusan. Bagi banyak dokter, cara mengatasi ketegangan ini adalah dengan membuang sisi kemanusiaan mereka. Humor pada umumnya akan membantu Anda mengatasi hal ini, dan humor akan membuat Anda menikmati hidup!
namun semua itu tergantung di tangan Alloh sebanyak apa umur kita dan kapan kita matinya semua itu sudah ada catatannya..
Sabtu, 21 Februari 2009
10 KUNCI KEBERHASILAN BANGSA JEPANG
Setelah Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak terkena bom atom sekutu (Amerika), Jepang pelan tapi pasti berhasil bangkit. Mau tidak mau harus diakui saat ini Jepang bersama China dan Korea Selatan sudah menjelma menjadi macan Asia dalam bidang teknologi dan ekonomi. Alhamdulillah saya mendapat kesempatan 10 tahun tinggal di Jepang untuk menempuh studi saya. Dalam artikel sebelumnya saya mencoba memotret Jepang dari satu sisi. Kali ini, saya mencoba merumuskan 10 resep yang membuat bangsa Jepang bisa sukses seperti sekarang. Tentu rumusan ini di beberapa sisi agak subyektif, hanya dari pengalaman hidup, studi, bisnis dan bergaul dengan orang Jepang di sekitar perfecture Saitama, Tokyo, Chiba, Yokohama. Intinya kita mencoba belajar sisi Jepang yang baik yang bisa diambil untuk membangun republik ini. Kalau ditanya apakah semua sisi bangsa Jepang selalu baik, tentu jawabannya tidak. Banyak juga budaya negatif yang tidak harus kita contoh ;)
1. KERJA KERAS
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi ;)), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.
Welcome to Soluta Comunity
2. MALU
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. HIDUP HEMAT
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswanya.
4. LOYALITAS
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 per tahun.
5. INOVASI
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan “maneshita” (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.
6. PANTANG MENYERAH
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita :) Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini :)
7. BUDAYA BACA
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Saya biasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepang karena harganya lebih murah daripada buku asli (bahasa inggris).
8. KERJASAMA KELOMPOK
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. MANDIRI
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. JAGA TRADISI
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena ”hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang ;) Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Mungkin seperti itu 10 resep sukses yang bisa saya rangkumkan. Bangsa Indonesia punya hampir semua resep orang Jepang diatas, hanya mungkin kita belum mengasahnya dengan baik. Di Jepang mahasiswa Indonesia termasuk yang unggul dan bahkan mengalahkan mahasiswa Jepang. Orang Indonesia juga memenangkan berbagai award berlevel internasional. Saya yakin ada faktor “non-teknis” yang membuat Indonesia agak terpuruk dalam teknologi dan ekonomi. Mari kita bersama mencari solusi untuk berbagai permasalahan republik ini. Dan terakhir kita harus tetap mau belajar dan menerima kebaikan dari siapapun juga.
Dikutip dari http://ilmukomputer.com(romisatriawahono)
1. KERJA KERAS
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi ;)), membuat mahasiswa nggak enak pulang duluan. Fenomena Karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di Jepang. Sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran Jepang bisa tercapai.
Welcome to Soluta Comunity
2. MALU
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrian dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. HIDUP HEMAT
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Termasuk saya dulu sempat berpikir kenapa pemanas ruangan menggunakan minyak tanah yang merepotkan masih digandrungi, padahal sudah cukup dengan AC yang ada mode dingin dan panas. Alasannya ternyata satu, minyak tanah lebih murah daripada listrik. Professor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bareng dengan mahasiswa-mahasiswanya.
4. LOYALITAS
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan. Kota Hofu mungkin sebuah contoh nyata. Hofu dulunya adalah kota industri yang sangat tertinggal dengan penduduk yang terlalu padat. Loyalitas penduduk untuk tetap bertahan (tidak pergi ke luar kota) dan punya komitmen bersama untuk bekerja keras siang dan malam akhirnya mengubah Hofu menjadi kota makmur dan modern. Bahkan saat ini kota industri terbaik dengan produksi kendaraan mencapai 160.000 per tahun.
5. INOVASI
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relatif lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat dan lebih hemat bahan bakar. Perusahaan Matsushita Electric yang dulu terkenal dengan sebutan “maneshita” (peniru) punya legenda sendiri dengan mesin pembuat rotinya. Inovasi dan ide dari seorang engineernya bernama Ikuko Tanaka yang berinisiatif untuk meniru teknik pembuatan roti dari sheef di Osaka International Hotel, menghasilkan karya mesin pembuat roti (home bakery) bermerk Matsushita yang terkenal itu.
6. PANTANG MENYERAH
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita :) Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini :)
7. BUDAYA BACA
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Saya biasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepang karena harganya lebih murah daripada buku asli (bahasa inggris).
8. KERJASAMA KELOMPOK
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. MANDIRI
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. JAGA TRADISI
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena ”hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang ;) Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.
Mungkin seperti itu 10 resep sukses yang bisa saya rangkumkan. Bangsa Indonesia punya hampir semua resep orang Jepang diatas, hanya mungkin kita belum mengasahnya dengan baik. Di Jepang mahasiswa Indonesia termasuk yang unggul dan bahkan mengalahkan mahasiswa Jepang. Orang Indonesia juga memenangkan berbagai award berlevel internasional. Saya yakin ada faktor “non-teknis” yang membuat Indonesia agak terpuruk dalam teknologi dan ekonomi. Mari kita bersama mencari solusi untuk berbagai permasalahan republik ini. Dan terakhir kita harus tetap mau belajar dan menerima kebaikan dari siapapun juga.
Dikutip dari http://ilmukomputer.com(romisatriawahono)
Jumat, 06 Februari 2009
Ponpes Berbasis TI di Kalsel
Sebuah Pondok Pesantren di "Kota Serambi Makkah" Martapura, Ibukota Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yaitu Ponpes Darussalam, jadi salah satu ponpes berbasis teknologi informasi (TI) di tanah air.
Peresmian Ponpes Darussalam berbasis TI dilakukan oleh Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mohammad Nuh, akhir pekan lalu, demikian Kasubag Pemberitaan Humas Setda Banjar, Yanto Sugianto di Banjarmasin.
Menkominfo menyatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baik yang bersifat keduniawian maupun demi kemashalatan di akhirat kelak wajib dikuasai oleh semua orang muslim.
Untuk mewujudkan semua itu, maka bukan hanya sebatas niat saja akan tetapi harus ditindaklanjuti dengan sikap dan usaha yang maksimal, oleh segenap guru, dosen dan para santri di Ponpes Darussalam Martapura.
Ini terbukti dengan diresmikannya Pondok Pesantren Darussalam sebagai Wiyata Mandalanya Ilmu agama Islam yang berbasis Tekhnologi Informasi, kata Menkoinfo yang saat itu didampingi Wakil Gubernur Kalsel Rosehan NB, Wakil Bupati Banjar, K.H. Muhammad Khatim Lc, dan Ketua Umum Pondok Pesantren Darussalam, K.H. Khalilurrahman.
Muhammad Nuh menyampaikan sebagai negara yang mayoritas beragama Islam sepatutnyalah bersyukur atas segala nikmat dan kemudahan yang diberikan, karena dengan demikian sudah barang tentu karunia yang telah dirasakan akan semakin ditambahkan oleh Allah SWT.
Untuk mengimplementasikan rasa syukur tersebut, yaitu dengan terus meningkatkan kemauan untuk selalu belajar, apalagi bila sudah ditunjang dengan fasilitas belajar mengajar modern, seperti komputer dan jaringan internet.
Setiap rentetan sejarah selalu ada perubahan di bidang teknologi, terus ada icon teknologi baru bermunculan, dan sekarang yang menjadi Icon adalah Information Technology (IT).
"Mau tidak mau masyarakat Islam harus bisa memanfaatkan satu disiplin ilmu tersebut, agar ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum bisa seimbang (balance). Sehingga bisa meningkatkan citra pendidikan Islam yang selama ini diremehkan di mata internasional.
Sementara itu, K.H. Khalilurrahman, selaku Ketua Umum Ponpes Darussalam, atas nama keluarga besar pesantren, yang terdiri atas kurang lebih 200 guru/dosen, dan 13.000 santri menyambut baik atas peresmian Ponpes Darussalam yang berbasis TI.
Menurutnya, hal itu sesuai dengan visi dan misi yayasan pendidikan agama tersebut untuk selalu menerima perubahan-perubahan yang berfaedah untuk agama Islam.
Dalam kesempatan tersebut, juga diberikan bantuan untuk Ponpes Darussalam berupa 12 unit Komputer berjaringan internet, nantinya akan digelar pelatihan-pelatihan (training) untuk tenaga pendidik dan juga para santri terkait teknologi informasi yang diberikan oleh salah satu perusahaan seluler di Indonesia, yaitu XL.
kapan pondok pesantren Budi Utomo menyusul.....ayo kita kembangkan teknologi di Solo utara...( artikel dikutip dari www.kapanlagi.com)
Peresmian Ponpes Darussalam berbasis TI dilakukan oleh Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mohammad Nuh, akhir pekan lalu, demikian Kasubag Pemberitaan Humas Setda Banjar, Yanto Sugianto di Banjarmasin.
Menkominfo menyatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baik yang bersifat keduniawian maupun demi kemashalatan di akhirat kelak wajib dikuasai oleh semua orang muslim.
Untuk mewujudkan semua itu, maka bukan hanya sebatas niat saja akan tetapi harus ditindaklanjuti dengan sikap dan usaha yang maksimal, oleh segenap guru, dosen dan para santri di Ponpes Darussalam Martapura.
Ini terbukti dengan diresmikannya Pondok Pesantren Darussalam sebagai Wiyata Mandalanya Ilmu agama Islam yang berbasis Tekhnologi Informasi, kata Menkoinfo yang saat itu didampingi Wakil Gubernur Kalsel Rosehan NB, Wakil Bupati Banjar, K.H. Muhammad Khatim Lc, dan Ketua Umum Pondok Pesantren Darussalam, K.H. Khalilurrahman.
Muhammad Nuh menyampaikan sebagai negara yang mayoritas beragama Islam sepatutnyalah bersyukur atas segala nikmat dan kemudahan yang diberikan, karena dengan demikian sudah barang tentu karunia yang telah dirasakan akan semakin ditambahkan oleh Allah SWT.
Untuk mengimplementasikan rasa syukur tersebut, yaitu dengan terus meningkatkan kemauan untuk selalu belajar, apalagi bila sudah ditunjang dengan fasilitas belajar mengajar modern, seperti komputer dan jaringan internet.
Setiap rentetan sejarah selalu ada perubahan di bidang teknologi, terus ada icon teknologi baru bermunculan, dan sekarang yang menjadi Icon adalah Information Technology (IT).
"Mau tidak mau masyarakat Islam harus bisa memanfaatkan satu disiplin ilmu tersebut, agar ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum bisa seimbang (balance). Sehingga bisa meningkatkan citra pendidikan Islam yang selama ini diremehkan di mata internasional.
Sementara itu, K.H. Khalilurrahman, selaku Ketua Umum Ponpes Darussalam, atas nama keluarga besar pesantren, yang terdiri atas kurang lebih 200 guru/dosen, dan 13.000 santri menyambut baik atas peresmian Ponpes Darussalam yang berbasis TI.
Menurutnya, hal itu sesuai dengan visi dan misi yayasan pendidikan agama tersebut untuk selalu menerima perubahan-perubahan yang berfaedah untuk agama Islam.
Dalam kesempatan tersebut, juga diberikan bantuan untuk Ponpes Darussalam berupa 12 unit Komputer berjaringan internet, nantinya akan digelar pelatihan-pelatihan (training) untuk tenaga pendidik dan juga para santri terkait teknologi informasi yang diberikan oleh salah satu perusahaan seluler di Indonesia, yaitu XL.
kapan pondok pesantren Budi Utomo menyusul.....ayo kita kembangkan teknologi di Solo utara...( artikel dikutip dari www.kapanlagi.com)
Tips Mencegah Jerawat
Cara merawat kulit wajah berbeda dengan merawat kulit bagian tubuh lainnya karena tingkat terkena polusi di bagian wajah lebih tinggi daripada kulit tubuh di tempat lain yang tertutup.
Selain itu kulit wajah juga memiliki banyak kelenjar lemak (kelenjar sebasea) yang menghasilkan asam lemak bernama sebum dan kelenjar keringat. Sehingga jika cuaca panas, keadaan panik atau terlalu lelah, kulit wajah akan mudah berminyak, berkeringat, lengket dan kotor.
Welcome to Soluta Comunity
Hal ini disebabkan adanya hubungan stres fisik dan kejiwaan dengan peningkatan produksi keringat dan sebum (asam lemak) pada kedua jenis kelenjar tersebut.
Kosmetika rias yang tidak dibersihkan juga akan menjadi polusi bersama keringat dan debu yang menempel di wajah. Perpaduannya kemudian berkembang biak menjadi Propionibacterium acnes yang akan mengubah lemak sebum dari bentuk cair menjadi lebih padat, sehingga mudah menyumbat pori-pori wajah dan menimbulkan jerawat.
Di bawah ini adalah empat faktor utama penyebab timbulnya jerawat:
1. Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat
2. Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan prikologis. Jika disertai sumbatan di muara kelenjar sebasea, aliran keluar sebum akan terbendung.
3. Peningkatan populasi dan aktivitas Propionibacteri acnes karena bakteri ini terdapat di bawah muara kelenjar sebasea dan suka makan lemak sebum.
4. Reaksi radang akibat serbuan sel darah putih ke sekitar kelenjar sebasea yang sudah mengalami bendungan dan akhirnya pecah. Isi lemak sebum tumpah ruah ke dalam jaringan kulit jangat atau dermis, dan dianggap benda asing sehingga memancing serbuan sel darah putih ke tempat tersebut.
Bagaimana jerawat dapat dicegah? Di bawah ini adalah prinsip mini agar jerawat tidak mengganggu:
1. Bersihkan muka dari kosmetik sebelum tidur
2. Hindari makanan manis dan berminyak
3. Perhatikan gizi agar seimbang, konsumsi cukup vitamin C dan Vitamin E
4. Hindari penggunaan kosmetik yang berminyak
5. Berikan kulit perlindungan dari sinar matahari terutama pada musim panas
6. Jangan begadang
7. Jangan biarkan kotoran dan debu tinggal di permukaan kulit
8. Bersihkan dan rawat kulit wajah dengan tuntas
Apakah kamu masih tidak berdaya menghadapi jerawat di wajahmu yang bikin pusing? Simak kelanjutannya di 'Tips Menuntaskan Jerawat', minggu depan.
Dikutip dari www.kapanlagi.com
Selain itu kulit wajah juga memiliki banyak kelenjar lemak (kelenjar sebasea) yang menghasilkan asam lemak bernama sebum dan kelenjar keringat. Sehingga jika cuaca panas, keadaan panik atau terlalu lelah, kulit wajah akan mudah berminyak, berkeringat, lengket dan kotor.
Welcome to Soluta Comunity
Hal ini disebabkan adanya hubungan stres fisik dan kejiwaan dengan peningkatan produksi keringat dan sebum (asam lemak) pada kedua jenis kelenjar tersebut.
Kosmetika rias yang tidak dibersihkan juga akan menjadi polusi bersama keringat dan debu yang menempel di wajah. Perpaduannya kemudian berkembang biak menjadi Propionibacterium acnes yang akan mengubah lemak sebum dari bentuk cair menjadi lebih padat, sehingga mudah menyumbat pori-pori wajah dan menimbulkan jerawat.
Di bawah ini adalah empat faktor utama penyebab timbulnya jerawat:
1. Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat
2. Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan prikologis. Jika disertai sumbatan di muara kelenjar sebasea, aliran keluar sebum akan terbendung.
3. Peningkatan populasi dan aktivitas Propionibacteri acnes karena bakteri ini terdapat di bawah muara kelenjar sebasea dan suka makan lemak sebum.
4. Reaksi radang akibat serbuan sel darah putih ke sekitar kelenjar sebasea yang sudah mengalami bendungan dan akhirnya pecah. Isi lemak sebum tumpah ruah ke dalam jaringan kulit jangat atau dermis, dan dianggap benda asing sehingga memancing serbuan sel darah putih ke tempat tersebut.
Bagaimana jerawat dapat dicegah? Di bawah ini adalah prinsip mini agar jerawat tidak mengganggu:
1. Bersihkan muka dari kosmetik sebelum tidur
2. Hindari makanan manis dan berminyak
3. Perhatikan gizi agar seimbang, konsumsi cukup vitamin C dan Vitamin E
4. Hindari penggunaan kosmetik yang berminyak
5. Berikan kulit perlindungan dari sinar matahari terutama pada musim panas
6. Jangan begadang
7. Jangan biarkan kotoran dan debu tinggal di permukaan kulit
8. Bersihkan dan rawat kulit wajah dengan tuntas
Apakah kamu masih tidak berdaya menghadapi jerawat di wajahmu yang bikin pusing? Simak kelanjutannya di 'Tips Menuntaskan Jerawat', minggu depan.
Dikutip dari www.kapanlagi.com
Langganan:
Postingan (Atom)