Welcome to Soluta Remaja Masjid Baitul A'laa
Ada sebuah gambaran seperti ini :
Ketika ada anak yg akan menyeberang rel kereta tiba2 dr arah berlawanan muncul kereta api, si anak tdak mendengar lalu ada orang yg berteriak dengan keras, bahkan membentak2 si anak ttap tdak dengar, hingga pada akhirna orang itu menarik dengan kasar hingga anak terjatuh.. Seandainya dia mengingatkan anak itu hanya dgan lemah lembut suarana maka "habislah" anak itu...
Pada saat posisi kita dinasehati sebenernya tergantung dari kita yg menerimana, bukan dari penasehatna. Dengan catatan nasehatna itu isina baik. Yg harus kita lakukan adalah ambil manfaatna, jangan lihat "siapa orang yg nasehat", syukuri nasehat itu, karena nasehat itu anugerah. Bersyukurlah jika kita masih mendapatkan nasehat, ibarat tubuh kita seperti obat dikala sakit yang menyembuhkan, seperti vitamin dikala sehat yg menjaga kesehatan dan kekuatan diri kita.
Obat/vitamin itu kadang ada yg manis kadang ada yg pahit, tapi semua tujuana sama, sama-sama menyehatkan.
Begitupula dengan nasehat, nasehat kadang "manis" kadang "pahit" di hati, tapi tujuannya sama, sama-sama memberdayakan hati.
Saya masih ingat pesan "Abah", klo nasehat iramana supaya baik, bisa nyontoni, tidak mempermalukan didepan umum..
Beliau juga berpesan, untuk menjaga hati dan keimanan "HOBIKAN MENDENGAR NASEHAT"... :)
"Agama itu nasihat"...
Well, seperti apakah kita memaknai nasehat semuana tergantung peribadi masing2.
Yang baik diambil, yang tidak baik hiraukan... :)
Ketika ada anak yg akan menyeberang rel kereta tiba2 dr arah berlawanan muncul kereta api, si anak tdak mendengar lalu ada orang yg berteriak dengan keras, bahkan membentak2 si anak ttap tdak dengar, hingga pada akhirna orang itu menarik dengan kasar hingga anak terjatuh.. Seandainya dia mengingatkan anak itu hanya dgan lemah lembut suarana maka "habislah" anak itu...
Pada saat posisi kita dinasehati sebenernya tergantung dari kita yg menerimana, bukan dari penasehatna. Dengan catatan nasehatna itu isina baik. Yg harus kita lakukan adalah ambil manfaatna, jangan lihat "siapa orang yg nasehat", syukuri nasehat itu, karena nasehat itu anugerah. Bersyukurlah jika kita masih mendapatkan nasehat, ibarat tubuh kita seperti obat dikala sakit yang menyembuhkan, seperti vitamin dikala sehat yg menjaga kesehatan dan kekuatan diri kita.
Obat/vitamin itu kadang ada yg manis kadang ada yg pahit, tapi semua tujuana sama, sama-sama menyehatkan.
Begitupula dengan nasehat, nasehat kadang "manis" kadang "pahit" di hati, tapi tujuannya sama, sama-sama memberdayakan hati.
Saya masih ingat pesan "Abah", klo nasehat iramana supaya baik, bisa nyontoni, tidak mempermalukan didepan umum..
Beliau juga berpesan, untuk menjaga hati dan keimanan "HOBIKAN MENDENGAR NASEHAT"... :)
"Agama itu nasihat"...
Well, seperti apakah kita memaknai nasehat semuana tergantung peribadi masing2.
Yang baik diambil, yang tidak baik hiraukan... :)