Welcome to Soluta Remaja Masjid Baitul A'laa
Salam,
Malam ini hujan turun dengan deras, di saat aku menuntut ilmu bersama dengan saudara-saudaraku. Hujan tak menghalangi tolabul 'ilmi malam ini. Aku lantas teringat kala itu. Dimalam hari, tepatnya ba'da Isya', hujan deras saat itu membasahi kampung sekip. Aku berjalan keluar rumah untuk mengisi pengajian di Masjid yang terletak kurang lebih 1 km dari masjid di depan rumahku. Hari itu aku mendapat giliran amalsholih untuk mengajar di Masjid lain.
Saat ku tenggok masjid besar nan megah itu, kulihat puluhan payung "diparkir" di halaman masjid. Tak terasa air mata ini menahan haru. Subhanalloh... Indahnya pemandangan itu...Aku yakin ALLOH pun akan ikut tersenyum melihatnya... Mereka adalah umat muslim yang dengan ketekatan hati tetap mendatangi pengajian sekalipun hujan deras mengguyur. Hujan tak menjadi alasan bagi mereka untuk menetapi dalil "tholabul 'ilmi faridhotun 'alaakulli muslimin" (mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi tiap-tiap umat Islam). Mereka begitu faham akan dalil "al-'ilmu hayatul islam wa'imadul iimaan" (Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan). Saat itulah InsyaALLOH air hujan yang membasahi tubuh mereka akan menjadi saksi di Akherat atas apa yang mereka lakukan.
Yang perlu kita renungkan adalah, sudahkah dalam beribadah kita selalu mempersungguh? Aku teringat akan gambaran dari seorang penasehat, saat itu dia menggambarkan, seandainya pahala itu ditunjukkan langsung, wooo...maka semua orang pasti akan mempersungguh dalam beribadah. Sebagai gambaran, kalau pahalanya orang yang mengaji itu ditampakkan, katakanlah didepan ini ada uang satu kontainer, lalu barang siapa yang mengaji satu jam saja lamanya maka akan diberi uang 10 juta, saya yakin pasti yang hadir disitu akan minta waktu pengajiaannya ditambah. Right? :)
Bahkan ketika Jibril ditanya ALLOH, seandainya manusia melihat surga bagaimana para manusia, lalu Jibril menjawab "Yaa ALLOH manusia pasti akan sujud selama-lamanya". Tapi... Setelah itu Jibril diminta kembali menengok Surga, dan ternyata surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang membencikan. Lalu Jibril berkata "Yaa ALLOH apa ada hambamu yang bisa masuk surga?" Itu karena untuk masuk surga penuh dengan cobaan dan ujian. "Ad-dunya sijnul mu'minin wajannatul kaafiirin" (Dunia adalah penjaranya orang Iman dan Surganya orang Kafir). Sudah barang tentu segala perbuatan yang menggandung pahala berat untuk dilaksanakan. Bukankah orang yang bangun di 1/3 malam yang akhir keutamaanya luar biasa? Mereka yang berdo'a akan dikabulkan, mereka yang minta ampun akan diampuni, ALLOH juga akan menyelamatkan mereka dari penyakit dan melindungi dari kejahatan Syetan. Subhanalloh... :')
Subuh tadi seorang ulama' sepuh yang menirukan nasehat Kyai H.Nurhasan Al-Ubaidah Lubis (Alm), "Neraka itu panasnya 70x lipat api dunia, batu besar yang dimasukkan ke dalam neraka baru sampai setelah 70 tahun, tidak ada belas kasih didalam neraka, semuanya siksa yang kejam, minumannya nanah uwuk (nanah yang bercampur darah yang baunya sangat busuk), seandainya saja kita di dunia ini beribadah hanya diampuni dosa-dosanya saja itu sudah sukur puuuooool, soalnya kita berarti diselamatkan dari api neraka."
Tidakkah terfikir dalam benak kita, bahwa tugas kita di dunia ini yang hakiki adalah beribadah kepada ALLOH. Bukankah kita harus mendahulukan dan menomor 1 kan urusan ibadah dibanding urusan duniawi? Ibadah memang bisa dilakukan dalam berbagai macam hal. Suami yang bekerja untuk menafkahi keluarganya itu juga ibadah. Istri yang membantu kerepotan suami itu juga ibadah, anak yang berbakti pada orang tua itu juga ibadah, menghormati tamu itu ibadah, berbuat baik pada tetangga itu juga ibadah, dll.
Ingatlah ALLOH juga telah berfirman "Intansurulloha yansurukum" (barang siapa menolong dalam agamanya ALLOH maka ALLOH juga akan menolong kalian (kita) )... Subhanalloh... :') Lalu bagaimana pula dengan janji kita "Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillaahirobbil 'alamiin" (Sesungguhnya solatku, dan ibadahku, dan hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLOH Tuhan Semesta Alam)?
Sungguh halangan, rintangan, cobaan yang datang pada kita jangan dijadikan alasan untuk tidak beribadah kepada ALLOH. Perbanyaklah mencari ilmu, karena dengan ilmu kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus kita jalani dan mana yang harus kita hindari, mana halal mana haram, mana cerita yang bisa kita teladani dan mana cerita yang harus kita hindari. Subhanalloh... hidup ini sebenarnya terasa mudah karena ALLOH telah memberikan pada kita "buku pedoman" yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Hayo ingatlah... Bukankah ALLOH benci terhadap hamba-Nya yang hanya pintar ilmu dunia tapi bodoh dalam ilmu akhirat (agama)... Subhanalloh... Engkau Maha Suci atas segala-galanya... Coba kita renungkan berapa lembar koran yang kita baca tiap harinya? berapa banyak buku tebal yang sudah kita lalap habis? berapa banyak buku terjemahan asing yang sudah kita translate kan? Lalu berapa banyak Ayat Qur'an yang sudah kita baca tiap harinya? Berapa kali kita meng-khatamkan baca'an Al-Qur'an? Sudahkah kita khatam baik bacaan, makna (arti) dan keterangan dari ayat-ayat Qur'an? Berapa banyak hadits-hadits yang telah kita pelajari?... Subhanalloh... :')
Coba kita renungkan, jika untuk mendapatkan gelar sampai sarjana setidaknya kita butuh waktu 16-17 tahun...wowww... Subhanalloh... Itu saja kita harus belajar dengan guru, lalu bagaimana dengan Al-Qur'an dan Hadits? harusnya lebih sempurnanya juga dengan guru tidak dengan otodidak... Karena Rosululloh SAW sendiripun juga belajar dari ALLOH melalui Malaikat Jibril, Para Sahabat belajar dari Rosululloh, kemudian Para tabi'in belajar juga dari Sahabat2 nabi, sehingga ilmu itu bisa terjaga terus dan murni sampai yang kita dapatkan.
Ayok kita ciptakan gerakan hobikan mengaji... :')
Kita "parkir" hati kita di Masjid-masjid, di majlis-majlis ilmu, bersama dengan para 'alim-ulama', mubaligh-mubalighot, dan orang-orang yang mempersungguh dalam agama.
And Finally... SEGERA AMALKAN ILMU ITU DENGAN NIAT SEMATA-MATA KARENA ALLOH... :')
Selamat Menggaji... :)
Malam ini hujan turun dengan deras, di saat aku menuntut ilmu bersama dengan saudara-saudaraku. Hujan tak menghalangi tolabul 'ilmi malam ini. Aku lantas teringat kala itu. Dimalam hari, tepatnya ba'da Isya', hujan deras saat itu membasahi kampung sekip. Aku berjalan keluar rumah untuk mengisi pengajian di Masjid yang terletak kurang lebih 1 km dari masjid di depan rumahku. Hari itu aku mendapat giliran amalsholih untuk mengajar di Masjid lain.
Saat ku tenggok masjid besar nan megah itu, kulihat puluhan payung "diparkir" di halaman masjid. Tak terasa air mata ini menahan haru. Subhanalloh... Indahnya pemandangan itu...Aku yakin ALLOH pun akan ikut tersenyum melihatnya... Mereka adalah umat muslim yang dengan ketekatan hati tetap mendatangi pengajian sekalipun hujan deras mengguyur. Hujan tak menjadi alasan bagi mereka untuk menetapi dalil "tholabul 'ilmi faridhotun 'alaakulli muslimin" (mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi tiap-tiap umat Islam). Mereka begitu faham akan dalil "al-'ilmu hayatul islam wa'imadul iimaan" (Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan). Saat itulah InsyaALLOH air hujan yang membasahi tubuh mereka akan menjadi saksi di Akherat atas apa yang mereka lakukan.
Yang perlu kita renungkan adalah, sudahkah dalam beribadah kita selalu mempersungguh? Aku teringat akan gambaran dari seorang penasehat, saat itu dia menggambarkan, seandainya pahala itu ditunjukkan langsung, wooo...maka semua orang pasti akan mempersungguh dalam beribadah. Sebagai gambaran, kalau pahalanya orang yang mengaji itu ditampakkan, katakanlah didepan ini ada uang satu kontainer, lalu barang siapa yang mengaji satu jam saja lamanya maka akan diberi uang 10 juta, saya yakin pasti yang hadir disitu akan minta waktu pengajiaannya ditambah. Right? :)
Bahkan ketika Jibril ditanya ALLOH, seandainya manusia melihat surga bagaimana para manusia, lalu Jibril menjawab "Yaa ALLOH manusia pasti akan sujud selama-lamanya". Tapi... Setelah itu Jibril diminta kembali menengok Surga, dan ternyata surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang membencikan. Lalu Jibril berkata "Yaa ALLOH apa ada hambamu yang bisa masuk surga?" Itu karena untuk masuk surga penuh dengan cobaan dan ujian. "Ad-dunya sijnul mu'minin wajannatul kaafiirin" (Dunia adalah penjaranya orang Iman dan Surganya orang Kafir). Sudah barang tentu segala perbuatan yang menggandung pahala berat untuk dilaksanakan. Bukankah orang yang bangun di 1/3 malam yang akhir keutamaanya luar biasa? Mereka yang berdo'a akan dikabulkan, mereka yang minta ampun akan diampuni, ALLOH juga akan menyelamatkan mereka dari penyakit dan melindungi dari kejahatan Syetan. Subhanalloh... :')
Subuh tadi seorang ulama' sepuh yang menirukan nasehat Kyai H.Nurhasan Al-Ubaidah Lubis (Alm), "Neraka itu panasnya 70x lipat api dunia, batu besar yang dimasukkan ke dalam neraka baru sampai setelah 70 tahun, tidak ada belas kasih didalam neraka, semuanya siksa yang kejam, minumannya nanah uwuk (nanah yang bercampur darah yang baunya sangat busuk), seandainya saja kita di dunia ini beribadah hanya diampuni dosa-dosanya saja itu sudah sukur puuuooool, soalnya kita berarti diselamatkan dari api neraka."
Tidakkah terfikir dalam benak kita, bahwa tugas kita di dunia ini yang hakiki adalah beribadah kepada ALLOH. Bukankah kita harus mendahulukan dan menomor 1 kan urusan ibadah dibanding urusan duniawi? Ibadah memang bisa dilakukan dalam berbagai macam hal. Suami yang bekerja untuk menafkahi keluarganya itu juga ibadah. Istri yang membantu kerepotan suami itu juga ibadah, anak yang berbakti pada orang tua itu juga ibadah, menghormati tamu itu ibadah, berbuat baik pada tetangga itu juga ibadah, dll.
Ingatlah ALLOH juga telah berfirman "Intansurulloha yansurukum" (barang siapa menolong dalam agamanya ALLOH maka ALLOH juga akan menolong kalian (kita) )... Subhanalloh... :') Lalu bagaimana pula dengan janji kita "Innasholati wanusuki wamahyaya wamamati lillaahirobbil 'alamiin" (Sesungguhnya solatku, dan ibadahku, dan hidupku, dan matiku hanyalah untuk ALLOH Tuhan Semesta Alam)?
Sungguh halangan, rintangan, cobaan yang datang pada kita jangan dijadikan alasan untuk tidak beribadah kepada ALLOH. Perbanyaklah mencari ilmu, karena dengan ilmu kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus kita jalani dan mana yang harus kita hindari, mana halal mana haram, mana cerita yang bisa kita teladani dan mana cerita yang harus kita hindari. Subhanalloh... hidup ini sebenarnya terasa mudah karena ALLOH telah memberikan pada kita "buku pedoman" yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Hayo ingatlah... Bukankah ALLOH benci terhadap hamba-Nya yang hanya pintar ilmu dunia tapi bodoh dalam ilmu akhirat (agama)... Subhanalloh... Engkau Maha Suci atas segala-galanya... Coba kita renungkan berapa lembar koran yang kita baca tiap harinya? berapa banyak buku tebal yang sudah kita lalap habis? berapa banyak buku terjemahan asing yang sudah kita translate kan? Lalu berapa banyak Ayat Qur'an yang sudah kita baca tiap harinya? Berapa kali kita meng-khatamkan baca'an Al-Qur'an? Sudahkah kita khatam baik bacaan, makna (arti) dan keterangan dari ayat-ayat Qur'an? Berapa banyak hadits-hadits yang telah kita pelajari?... Subhanalloh... :')
Coba kita renungkan, jika untuk mendapatkan gelar sampai sarjana setidaknya kita butuh waktu 16-17 tahun...wowww... Subhanalloh... Itu saja kita harus belajar dengan guru, lalu bagaimana dengan Al-Qur'an dan Hadits? harusnya lebih sempurnanya juga dengan guru tidak dengan otodidak... Karena Rosululloh SAW sendiripun juga belajar dari ALLOH melalui Malaikat Jibril, Para Sahabat belajar dari Rosululloh, kemudian Para tabi'in belajar juga dari Sahabat2 nabi, sehingga ilmu itu bisa terjaga terus dan murni sampai yang kita dapatkan.
Ayok kita ciptakan gerakan hobikan mengaji... :')
Kita "parkir" hati kita di Masjid-masjid, di majlis-majlis ilmu, bersama dengan para 'alim-ulama', mubaligh-mubalighot, dan orang-orang yang mempersungguh dalam agama.
And Finally... SEGERA AMALKAN ILMU ITU DENGAN NIAT SEMATA-MATA KARENA ALLOH... :')
Selamat Menggaji... :)